Pada umumnya, pelajar bahasa Jepang pada
tahp pemula menggunakan buku pelajaran tata bahasa tingkat awal yang
ditulis dengan bahasa asli mereka, bukan menggunakan bahasa Jepang. Hal
ini dimaksudkan agar mereka mendapatkan kemudahan dalam pemahaman tata
bahasa. Tetapi, walaupun mereka nisa memahami uraian dalam buku
pelajaran tersebut, adakalanya masih sering menghadapi kesulitan untuk
benar-benar dapat menguasai persoalan tata bahasa termasuk juga pemaham
terhadap pengertian fungsi dari masing-masing kata yang dilihat dari
segi ketata bahasaan.
Pemahaman tata bahasa tidaklah hanya terbatas
untuk pemenuhan pencaapaian keterampilan memahami bacaan, tapi juga
harus mencakup kemempuan aktifitas berbahasa yang lain seperti :
mendengar, berbicara,membaca, dan menulis. Maka, pengajaran tata bahasa
tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan uraian-uraian tentang
bahasa yang terdapat dalam buku-buku pelajaran saja.Selain hal di atas,
ada pula masalah yang muncul, yaitu tututan siswa atas penjelasan atau
pembenaran pada struktur pola tata bahasa sebuah kalimat yang salah.
Memang dalam hal kesalahan ucapan, secara mudah pengajar dapat
mengatasinya dengan cara langsung melakukan koreksi pembetulan.
Tapi,
dalam hal kesalahan yang berhubungan dengan unsur tata bahasa terkadang
siswa sering meminta penjelasan yang lebih lanjut atas hal yang dianggap
salah oleh pengajar.Misalnya pada kalimat ‘ 道を歩く (berjalan di jalan)’.
Bila ada siswa yang mengucapkan ‘ 道に歩く ’ atau 道で歩く, dengan mudah
pengajar membetulkannya, yaitu dengan meminta siswa tersebut mengucapkan
‘ 道を歩く ’.namun, tidak bisa dihindari bahwa siswa sering mengajukan
pertanyaan lebih lanjut terhadap struktur pola kalimat tersebut. Maka
pengajar harus menjelaskannya sesuai kaidah tata bahasa Jepang yang
benar, yaitu: jika kitamenggunakan verba yang sifatnya menunjukkan
perpindaha, seperti 歩く(berjalan)、通る(melewati)、出る(keluar) dan lainnya
maka partikel yang harus digunakan untuk mengikuti verba tersebut
adalahをbukan にatauで.Dalam pengajaran kaidah tata bahasa, pertanyaan
“mengapa” memang merupakan hal yang sukar untuk dijawab. Pertanyaan
senacam itu merupakan hal yang wajar terjadi pada siswa pada tahap
pemula pada khususnya. Hal tersebut terjadi karena disebabkan adanya
pengaruh bahasa ibu siswa itu sendiri yang lebih dahulu dipelajari
sebelum mempelajari bahasa Jepang.